BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Wednesday, June 8, 2016

Kamu Tanya : Kok Mau Jadi Perawat?


             Kamu tanya : Kok mau jadi perawat?
Gak mahasiswa, gak pegawai, sama aja capeknya. Iya kan?
 Syukur-syukur mahasiswa keperawatan yang tugasnya cuman laporan resume. Gimana kalau dari laporan pendahuluan askep. Tinjauannya dari definisi teori, anatomi fisiologi, dan gak bakal mahasiswa keperawatan pungkirin tentang kemahadewaan “Pathway” !!! ===> Serangkaian tanda panah yang disusun bahkan sampai sehalaman besar kertas polio bergaris. Kelihatannya bisa ditulis dalam sejam (kalau Cuma nyalin). Tetapi kenyataannya ngerjainnya hampir 24 jam x 3. Ditambah lagi kesalahan terbesar saat implementasi dan evaluasi selama 3 hari ditumpuk dan ditulis dalam sistem kebut semalam (itu jempol bisa bertunas 5).

Nyesal masuk Jurusan Keperawatan?
        “Kenapa gak ngambil jurusan sosial aja? Seandainya ngambil tata boga… Seandainya ngambil  jurusan eksakta…”, dan seandainya seandainya lain yang akan didengarkan dari ucapan mahasiswa keperawatan itu sendiri.
Syndrom keputusasaan ini dominan ditemukan di semester-semester awal. Kalau bukan alasan tugasnya yang dikerjain sampai subuh, buku-buku tebalnya yang mesti dibaca, tempaan mentalnya, sampai ada juga yang belum mengerti posisinya di pelayanan tugas rumah sakit.


(Lalu Sebaliknya) Aku Tanya : Kenapa Gak Masuk Keperawatan?
            Coba hitung berapa profesi yang rela memakai waktu tidurnya untuk melayani ?
Shift pagi, siang, malam. Shift pagi ada 7 jam. Shift siang ada 7 jam. Shift malam ada 10 jam. Apa yang lebih baik dilakukan di dunia ini selain berkorban dan menjadi berkat bagi orang lain? Bayangin 24 jam itu kamu ada dihitungan sejarah kehidupan seorang yang bertahan hidup…
Sementara orang-orang terlelap dalam mimpinya, profesimu malah bolak-balik kamar untuk memantau keadaan pasien. Bagaimana mau mengantuk kalau suntikan obatnya ada yang jam 2, 4, dan 6? Atau bagaimana mungkin dapat tidur nyenyak saat tekanan darah dan nadi mulai perlahan turun di layar monitor. Apalagi kalau RJP (resusitasi jantung paru) di tengah malam buta. Dijamin olahraga itu bikin terkagum-kagum di malam nan sunyi senyap.
Apalagi yang akan disesali? Gajinya yang gak bisa dipakai beli mobil? Coba pikirkan sebahagia apa bisa membantu orang yang benar-benar membutuhkan tanpa ada pamrih? (Yah,,, lupakanlah dulu tentang dana-dana tambahan yang menyucur dengan keahlian masing-masing perawat buka klinik atau semacamnya) Setidaknya materi bukanlah penuntut kita berlelah-lelah ria di rumah sakit. Bukankah ada panggilan moral? Iya kan? Karena sejak awal kita telah dipanggil menjadi garam dan terang. Pelayananmu, hidupmu. Hidupmu pengaruhmu bagi mereka.

(Masih sebaliknya) Gak Nyesal Masuk Keperawatan
         Gak munafik ya,,, saya juga di semester awal akademik (sarjana & ners ) kerjanya kalau bukan ngeluh yah kerja tugas, kalau bukan ngeluh yah stress, kalau bukan stress yah makan hahaha.  Yah sambil ngeluh tugasnya jalan juga, daripada ngeluh terus (pikirin orang tua capek nyari uang).
        Di semester awal mahasiswa bakal disodorin berbagai macam teori tentang penyakit. Kalau benar-benar diserap yakin bisa jawab deh pertanyaan setiap orang-orang disekitar yang nanya ini gejala penyakit apa ya? Kok bisa? Duh harus gimana… gimana… gimana. Iya bisaaa! Tetapi emang harus ngeluarin dana, waktu, tenaga, pikiran buat bisa nguasainnya. Toh, peneliti nemuin teori baru gak semudah nyopot kancing baju kan?
            Dipertengahan semester mahasiswa bakal ngerasain dinas di rumah sakit. Tanyain aja satu-satu mahasiswa gimana senangnya bisa nginfus pertama kalinya? Pasti dijawab kayak abis dapat mutiara dari badan kerang. Semakin berjalan waktu yang sulit itu akan terbiasa. Semakin kamu merenungi pilihan sebagai perawat sebesar itu pula rasa syukur bisa berdiri berbeda dalam profesi yang kamu pilih. Gimana Nurse??? J



"Hidup dalam lekukan pakaian putih di bawah cap cerlang. Melayani penuh kasih dengan senyum menenangkan. Setahap demi setahap ketika  tersadari itu, akan selalu ada sukacita disaat berkutat dalam ruangan putih. Ketika sang surya terlelap dan tak berpijar lagi dalam tutupan awan, aku, kamu, dan dia masih akan terus bercahaya di antara kesakitan mereka, membagi kehangatan sebagai pengganti surya dengan tugas yang sama. Berpijar untuk derita gelap mereka" -  Buku Antologi Perawat : Karya Diah Indri, Taharuddin dkk




2 comments:

Unknown said...

Like.. Like.. Like..

Dian Mangedong said...

Tengkiu sondi :)