Kamu
tanya : Kok mau jadi perawat?
Gak mahasiswa, gak pegawai, sama aja capeknya. Iya
kan?
Syukur-syukur mahasiswa
keperawatan yang tugasnya cuman laporan resume. Gimana kalau dari laporan
pendahuluan askep. Tinjauannya dari definisi teori, anatomi fisiologi, dan gak
bakal mahasiswa keperawatan pungkirin tentang kemahadewaan “Pathway” !!! ===>
Serangkaian tanda panah yang disusun bahkan sampai sehalaman besar kertas polio
bergaris. Kelihatannya bisa ditulis dalam sejam (kalau Cuma nyalin). Tetapi
kenyataannya ngerjainnya hampir 24 jam x 3. Ditambah lagi kesalahan terbesar
saat implementasi dan evaluasi selama 3 hari ditumpuk dan ditulis dalam sistem
kebut semalam (itu jempol bisa bertunas 5).
Nyesal masuk
Jurusan Keperawatan?
“Kenapa gak ngambil
jurusan sosial aja? Seandainya ngambil tata boga… Seandainya ngambil jurusan eksakta…”, dan seandainya seandainya
lain yang akan didengarkan dari ucapan mahasiswa keperawatan itu sendiri.
Syndrom keputusasaan ini dominan ditemukan di
semester-semester awal. Kalau bukan alasan tugasnya yang dikerjain sampai
subuh, buku-buku tebalnya yang mesti dibaca, tempaan mentalnya, sampai ada juga
yang belum mengerti posisinya di pelayanan tugas rumah sakit.
(Lalu
Sebaliknya) Aku Tanya : Kenapa Gak Masuk Keperawatan?
Coba
hitung berapa profesi yang rela memakai waktu tidurnya untuk melayani ?
Shift pagi, siang, malam. Shift pagi ada 7 jam. Shift
siang ada 7 jam. Shift malam ada 10 jam. Apa yang lebih baik dilakukan di dunia
ini selain berkorban dan menjadi berkat bagi orang lain? Bayangin 24 jam itu
kamu ada dihitungan sejarah kehidupan seorang yang bertahan hidup…
Sementara orang-orang terlelap dalam mimpinya, profesimu
malah bolak-balik kamar untuk memantau keadaan pasien. Bagaimana mau mengantuk
kalau suntikan obatnya ada yang jam 2, 4, dan 6? Atau bagaimana mungkin dapat
tidur nyenyak saat tekanan darah dan nadi mulai perlahan turun di layar
monitor. Apalagi kalau RJP (resusitasi jantung paru) di tengah malam buta.
Dijamin olahraga itu bikin terkagum-kagum di malam nan sunyi senyap.
Apalagi yang akan disesali? Gajinya yang gak bisa
dipakai beli mobil? Coba pikirkan sebahagia apa bisa membantu orang yang
benar-benar membutuhkan tanpa ada pamrih? (Yah,,, lupakanlah dulu tentang
dana-dana tambahan yang menyucur dengan keahlian masing-masing perawat buka
klinik atau semacamnya) Setidaknya materi bukanlah penuntut kita berlelah-lelah
ria di rumah sakit. Bukankah ada panggilan moral? Iya kan? Karena sejak awal
kita telah dipanggil menjadi garam dan terang. Pelayananmu, hidupmu. Hidupmu
pengaruhmu bagi mereka.
(Masih
sebaliknya) Gak Nyesal Masuk Keperawatan
Gak
munafik ya,,, saya juga di semester awal akademik (sarjana & ners )
kerjanya kalau bukan ngeluh yah kerja tugas, kalau bukan ngeluh yah stress,
kalau bukan stress yah makan hahaha. Yah
sambil ngeluh tugasnya jalan juga, daripada ngeluh terus (pikirin orang tua
capek nyari uang).
Di
semester awal mahasiswa bakal disodorin berbagai macam teori tentang penyakit.
Kalau benar-benar diserap yakin bisa jawab deh pertanyaan setiap orang-orang
disekitar yang nanya ini gejala penyakit apa ya? Kok bisa? Duh harus gimana…
gimana… gimana. Iya bisaaa! Tetapi emang harus ngeluarin dana, waktu, tenaga,
pikiran buat bisa nguasainnya. Toh, peneliti nemuin teori baru gak semudah
nyopot kancing baju kan?
Dipertengahan
semester mahasiswa bakal ngerasain dinas di rumah sakit. Tanyain aja satu-satu
mahasiswa gimana senangnya bisa nginfus pertama kalinya? Pasti dijawab kayak
abis dapat mutiara dari badan kerang. Semakin berjalan waktu yang sulit itu
akan terbiasa. Semakin kamu merenungi pilihan sebagai perawat sebesar itu pula
rasa syukur bisa berdiri berbeda dalam profesi yang kamu pilih. Gimana Nurse???
J
"Hidup
dalam lekukan pakaian putih di bawah cap cerlang. Melayani penuh kasih dengan
senyum menenangkan. Setahap demi setahap ketika
tersadari itu, akan selalu ada sukacita disaat berkutat dalam ruangan
putih. Ketika sang surya terlelap dan tak berpijar lagi dalam tutupan awan,
aku, kamu, dan dia masih akan terus bercahaya di antara kesakitan mereka,
membagi kehangatan sebagai pengganti surya dengan tugas yang sama. Berpijar
untuk derita gelap mereka" - Buku Antologi Perawat : Karya Diah Indri, Taharuddin dkk
2 comments:
Like.. Like.. Like..
Tengkiu sondi :)
Post a Comment